Berawal dari guyonan bapak kepala SMPN 1 Bojonegoro, yang menyebut ruang wakil kepala sekolah yang masih setengah jadi sebagai UGD Tanaman karena banyak siswa yang meletakkan tanaman layu di ruang tersebut. Kami berpikir, siapa yang akan merawat tanaman-tanaman ini jika dibiarkan seperti ini terus-menerus. Dan kami memiliki ide cemerlang untuk membuat Rumah Sakit Tanaman. Ide ini dinilai sebagai ide yang sangat fresh, karena sekolah-sekolah lain belum ada yang memiliki Rumah Sakit Tanaman. Kenapa disebut Rumah Sakit Tanaman? Disebut Rumah Sakit Tanaman karena tanaman yang "sakit" akan diisolasi dan dirawat sampai segar kembali dan dapat ditanam di lingkungan sekolah. Lalu, bagaimana cara kita merawat tanaman yang "sakit"? Di sini kami merawat tanaman yang "sakit" seperti merawat tanaman biasa, namun luar biasanya kami tidak mengeluarkan budget yang besar. Kami hanya perlu dana untuk membeli kawat saja sebagai gantungan untuk pot gantung. Untuk perawatan kami menggunakan pupuk buatan siswa SMPN 1 Bojonegoro, kami menggunakan pupuk Bokashi, pupuk bokashi karya siswa SMPN 1 Bojonegoro ini juga sudah diujikan di lab, sehingga kami tidak ragu untuk memakai pupuk ini.
Meskipun ide kegiatan ini baru, dan kegiatan baru berjalan beberapa minggu saja, tapi kami mendapatkan respon yang baik dari bapak kepala sekolah dan bapak/ibu guru. Kami yakin kami akan berhasil, karena kami tidak akan tahu bagaimana hasilnya jika tidak mencoba. Doakan kegiatan kami ini semoga berjalan lancar dan membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Kegiatan ini juga mudah diterapkan, karena tidak membutuhkan biaya yang banyak. Semoga sedikit info ini bermanfaat untuk pembaca semua. Terima kasih sudah membaca tulisan kami ini.